Done it!
A long time ago...seorang teman pernah mengingatkanku.. tentang, betapa pendeknya hidup kita ini. Untuk menghargai hidup yang pendek ini, kita sebaiknya menjalani setiap hari dengan optimisme layaknya ini adalah hari terakhir kita di dunia (hah optimisme?? hell yea..)
I’ve been thinking about it for some times.... Dan walau aku sangat mengerti ke mana arah pembicaraan teman tadi sebenarnya, aku melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Dan akhirnya…. I’ve found my own conclusion :)
Kesimpulanku adalah…. aku ingin sekali melakukan hal-hal baru yang selama ini belum sempat kuwujudkan…. Just live my life….
Salah satu hal konkret yang telah kulakukan…. Hm…. Hm…. Let’s just say…. I have this thing with height :) Entah kenapa aku tidak pernah merasa nyaman berada di ketinggian…. Aku sendiri tidak ingat kapan hal ini bermula…. Yang pasti, aku memang amat sangat menghindari ketinggian. Ketakutanku ini memang terasa agak keterlaluan, apalagi akhirnya aku bukan hanya menjadi takut ketinggian saja, aku pun menjadi freak out dengan hal-hal lain yang berhubungan dengan jatuh, bila berada terlalu dekat dengan pinggir sungai misalnya…atau bahkan berjalan di pematang sawah! Ketakutan ini seringkali membelengguku. Seperti misalnya semasa SMP di SMP 6 Jogja. Setiap awal cawu guru olahraga kami pasti mengadakan ujian lari. Ujian lari ini bukan mengelilingi stadion atau sejenisnya. Melainkan melintasi pemukiman dan pedesaan tak jauh dari letak sekolah kami. Teman-teman yang lain seringkali mengambil jalan pintas melewati persawahan (karena guru olahraga kami tidak pernah repot-repot mengikuti ujian lari ini. Dia hanya menunggu dengan manis di garis finish). Sementara aku?? Hiks... walau kaki ini sudah luar biasa pegel dan rasanya mau copot... Aku terpaksa berlari di rute yang sebenarnya dan melupakan jalan pintas melewati persawahan. Kenapa? Karena aku takut ada ular? Kodok? Tikus? Atau takut kena lumpur sawah? Salah semua! Yang benar ya tentu saja karena aku takut melewati pematang sawah... Bodohnya... :|
Beberapa tahun kemudian, ketika akhirnya aku bekerja.. Aku sebenarnya telah mendengar bahwa kami para ODP harus lah melewati tantangan outbond untuk membuktikan bahwa kami memang orang yang tepat untuk pekerjaan ini. Jadi outbond tadi jelaslah bukan sekedar ”just have fun thing”, melainkan sesuatu yang berhubungan dengan penilaian kami. Daaan, yaa, banyak permainan yang berhubungan dengan ketinggian di sini >:) Untuk beberapa bulan, aku selalu ketakutan menanti datangnya hari outbond itu...... Singkat kata, i would do anything to pass it! A-N-Y-T-H-I-N-G! Even killing…. :| (hehe, kidding!)
Tapi apa dinyana, kita memang harus menyadari bahwa kenyataan tak selalu seperti apa yang kita inginkan… dan terkadang kita sebagai manusialah yang harus beradaptasi dengannya. Begitu pula denganku.
Akhir tahun lalu, aku pun menjalani outbond ODP ku… For your information, aku sangat-sangat stress sejak beberapa hari sebelumnya. Enggak bisa tidur, mimpi buruk, cranky all they long, being very sensitive, marah-marah enggak jelas sama semua orang, rasanya mau nangis terus..…. Hoho…pokoknya I was very annoying at that moment, trust me! ;P
Tapi akhirnya aku melaluinya… And guess what, aku melakukan semua tantangannya lho! Senaaaangnyaaaa…. :)
Pertama, Flying Fox… dan ini bukan flying fox dari pohon ke pohon…. Ini flying flox dari atas tebing bukit dengan melintasi lembah dan sungai di bawahnya.. Ketinggian yang enggak pernah aku bayangkan sebelumnya….. Kalau bisa sih aku memilih dari tingkat empat GKU baru saja deh.. :( I’m so freak out off course. Tapi setelah lamaaa dibujuk-bujuk dan berusaha mengumpulkan semua nyali yang kumiliki untuk mengalahkan rasa takut itu, akhirnya aku melakukannya…. And it really feels great! Sensasi berada di ketinggian ternyata bisa menjadi sangat menyenangkan… Aku benar-benar baru mengetahuinya. Dan aku bersyukur karena tidak melewatkan kesempatan itu.
Yang kedua, ternyata lebih bikin stres… yaitu melewati seutas tali dengan berpegangan pada satu tali masing-masing di satu tangan. Aku lupa tepatnya apa nama permainan ini. Yang pasti, komando benar-benar ada pada diri kita, karena tidak ada rel yang akan menarik badan dari ujung ke ujung…. Kaki kita lah yang harus melakukannya! Hiiiyy….Akhirnya, walau perlu 7 menit penuh perjuangan untuk berjalan, tapi aku berhasil melewati tali langsing itu, yippie! Jantungku serasa mau copot dari ototnya sesampai aku di ujung… Sekilas aku melirik ke bawah… hiy…. Not again!
Tantangan ketiga, even harder.. Mirip dengan yang kedua, hanya saja… kita cuma punya 1 tali untuk berpegangan. Jadi di sini keseimbangan lah yang benar-benar harus dipertahankan. Aku sempat bertanya kepada instrukturnya, ”bagaimana kalau saya jatuh?”. Dengan enteng dia menjawab, “ya nanti dijemput pake perahu di sungai, karena tali pengamannya
Tantangan-tantangan berikutnya tidak berhubungan dengan ketinggian, jadi aku tidak ada masalah yang terlalu berarti dengannya. Takut? Tentu ada perasaan takut awalnya, tapi tidak sama seperti apa yang kurasakan untuk ketinggian.
In the end, moral dari cerita ini adalah I’ve Done It! Walau sangat takut, tapi aku akhirnya tidak lagi lari dari ketakutanku pada ketinggian. (Karena ya… selama ini aku selalu melarikan diri darinya). Dan ternyata efek dari keberanian ini tidak hanya penting untuk penilaian, melainkan juga membuat diri kita percaya bahwa kita benar-benar bisa melakukan hal-hal baru, hal-hal yang selama ini kita kira tidak akan pernah bisa kita lakukan…. And the great thing is, it’s kinda remind me, ke awal cerita ini. Itu lho perkataan temanku, tentang hidup yang singkat. Ya, aku percaya hidup kita ini memang singkat, jadi lakukanlah hal-hal baru sebanyak mungkin, jangan ditunda-tunda lagi.. Sebagai manusia, kita memiliki banyak sekali potensi, yang akan amat sayang bila tersia-sia hanya karena alas an-alasan konyol yang sering kali kita buat-buat sendiri. Seperti aku dan ketakutanku pada ketinggian :) Makanya, jangan ditiru ya kebodohanku yang dulu itu.. :)) Just live your life!

0 Comments:
Post a Comment
<< Home