Sunday, January 06, 2008

Gloomy New Year

Tahun baru…. Hm.. Aku sebenarnya bingung, apa yang baru dari semua itu. Hanya perubahan tanggal di sistem, digit terakhir pada tahun secara otomatis bertambah satu, dan tentu saja digit pada bulan kembali ke angka satu... Kemudian perusahaan-perusahaan besar ramai-ramai mencetak kalender baru mereka. Mulai dari kalender dinding, kalender meja, sampai kalender robek yang jadul pisan….Di mana-mana manusia seperti tersihir dengan tawaran sale akhir tahun yang digelar di hampir seantero Jakarta. Sale akhir tahun yang konyolnya masih terus berlangsung sampai awal Januari ini (lalu untuk apa mereka menyebutnya year’s end sale?) Setelah itu orang-orang juga sibuk mencari kegiatan untuk melewati malam tahun baru mereka. Libur akhir tahun yang lumayan panjang memberi mereka kesempatan untuk lari dari keseharian ibukota yang membelenggu (tunggu-tunggu, libur panjang yang mana ya???) Terus terang, euforia itu doesn’t excited me well....

Beberapa momen di hari-hari terakhir bulan desember lalu masih menghantuiku sampai sekarang… (Yah, kita semua memang hidup dengan hantu kita masing-masing kan?) Dan entah mengapa, aku merasa tahun baru kali ini begitu gloomy and dark… Bukan berarti bahwa biasanya hidup terasa begitu indah dan colurful sih… tapi entah mengapa aku merasa awan gelap menaungi hidupku sejak bulan desember lalu. Aih, andai aku punya alat peniup awan, akan kutiup pergi jauh-jauh awan yang kurang kerjaan itu.

Tadinya aku berencana untuk pergi ke tempat yang jauh pada liburan tgl 20-26 desember yang lalu. I don’t know, Papua maybe.. atau kalau kemahalan ya ke KL aja. Tapi pada awal des aku diberitahu bahwa aku hanya mendapat libur sejak tanggal 20-23. Oke, say good bye to long trip… quite dissapointing.. :( But i’ve manage to stay focus. Tapi kemudian beberapa hal datang lagi, tugas bertubi-tubi yang dengan menyebalkannya hanya diberikan kepadaku…Bukan cuma satu, tapi dua…ternyata bukan dua, tapi tiga…. bukan tiga, tapi empat….dan teruuuus nambah aja deh…. Dengan alasan karena aku paling muda, masih banyak tenaga, belum berkeluarga, sehingga tidak perlu repot memikirkan anak dan lain sebagainya.. (memangnya alasan seperti itu bisa dibenarkan secara profesional??)

Sampai pertengahan Desember aku merasa kepalaku seperti sudah mau pecah…. Pikiran, tubuh, jiwa dan ragaku sangat letih… sabtu-minggu kuhabiskan dengan istirahat seharian. Tapi kepalaku tetap pusing memikirkan pekerjaan, perutku sakit karena tegang, dan sedihnya aku pun mengalami insomnia. Bukannya bulan-bulan sebelumnya load kerjaan tidak sebanyak itu, tapi entah mengapa ketahananku seperti sudah mau habis di bulan Desember ini.

Lalu kabar buruk datang lagi, libur benar-benar dihilangkan, maju terus pantang mundur tanpa libur… Fiuh-fiuh… satu-satunya hal yang agak membahagiakanku tentang bekerja di hari libur adalah, aku tidak harus berkutat dengan kemacetan Jakarta yang semakin gila-gilaan. Hm…Jakarta terasa menyenangkan sekali di hari libur panjang.

With a pain in my heart, i’ve manage to smile and get things done. Selesai? Ternyata semua cobaan itu masih belum cukup, sore hari tgl 21 Des my boss had a stroke attack in the office. It was awful.

Berada dalam situasi seperti itu ternyata traumatic. Aku masih ingat betul bagaimana kami segera membawanya dengan kursinya melalui lift barang, langsung ke basement tempat parkir mobil kantor, dan segera melaju ke RS tempat dia biasa berobat. Atmosfer kepanikan kental terasa di dalam mobil saat itu. Tangan kanan bos ku menggenggam tanganku erat, sementara bagian tubuh kirinya sudah tidak berasa. Keadaannya menyedihkan, sesekali muntah dan mendengkur.

Kami berlari masuk ke IGD, sempat teriak-teriak sama satpam dan suster yang santai saja melihat kedatangan kami. Semua orang emosi saat itu. Sempat aku berharap, kalau saja ini hanyalah satu adegan di dalam serial E.R. atau Scrubs. But no, it’s just reality. Malam itu juga setelah CT Scan dan diketahui adanya pendarahan di dalam kepalanya, my boss was being operated. Bagian belakang kepalanya di bor untuk mengeluarkan cairan.

Dia tetap berada d ICU sampai 2 minggu kemudian. Saat aku menjenguknya terakhir kali, i barely can’t handle the tears in corner of my eyes. Tapi aku sadar, itu bukan saat yang tepat untuk menunjukkan kesedihan. Bukankah manusia harus kuat? :) Saat tulisan ini dibuat, Alhamdulillah bosku sudah pindah ke ruang perawatan biasa. Membaik? Hm... ya ”tentu saja”.. If u know what i mean.. :|

Reality bites: harus ada yang menggantikan pekerjaannya kan… dan secara bergantian aku dan dua rekan lainya menggantikan posisi beliau. Berat karena kami juga masih harus bertanggung-jawab dengan pekerjaan masing-masing.

But, the year has ended…. Dengan kekacauan di sana-sini tentunya…

Dan saat tiba waktunya menghitung detik-detik pergantian tahun... I feel to gloomy to end it alone, akhirnya aku pun bergabung dengan rombongan huru-hara pekerja umur twenty something yang kurang kerjaan di malam tahun baru. Just have a crazy karaoke time... nyanyi lagu-lagu jadul gak penting yang dulu sering kita ketawain... (haha, what a hypocrite!) and have a fine dining dengan promo diskon 75 %.. yah ada kalanya perlu menikmati fasilitas kan? :)

Dan kemudian saat matahari pertama di tahun 2008 menyapa, reality strikes me back.... batinku berteriak.... ”Aduh, target tahun 2007 ancur semua, alamat kaga dapet bonus nih unit kerja gw!!”

Huuuaaaaaaa.....selamat dateng deh buat 2008, semoga dirimu lebih ramah dibanding pendahulumu.... Amien....!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home