Friday, January 25, 2008

Habis Gelap Terbitlah Terang

Iya, orang di ujung berung pun tahu, habis gelap pasti lah akan terbit terang. Sebenarnya aku pun sudah sering mendengar kalimat bijak itu. Tapi tetap saja aku mendapati diriku terkejut mengalami “terang” yang datang bertubi-tubi setelah gelap menghampiri.

Pertengahan Januari yang lalu unit kerjaku dikejutkan dengan pengumuman pencapaian kinerja kami pada tahun 2007. Ternyata angkanya jauh melebihi target! Belum habis keterkejutan itu ternyata nilai kami pun merupakan nilai tertinggi pada tataran unit kerja setara di departemen. “Kok bisa??” itulah respon pertamaku. Mengingat segala tangis darah yang dialami di 2007, aku berasumsi bahwa penilaian unit kerjaku akan menurun drastis. Tapi ternyata tidak… cucuran keringat itu ada hasilnya ternyata (sebenernya sih gak berkeringat di ruangan AC :P). Subhanalllah!

Pengumuman nilai direktorat kami pun tak kalah menggembirakan, “ijo royo-royo” begitu diistilahkan oleh pejabat terkait. Aura kemenangan terasa di sekitarku… Hua, terharu…. ;(

Kalau boleh jujur, aku memang tidak pandai bercerita saat sedang bahagia, jadi aku tidak bisa menggambarkan dengan jelas perasaanku di bulan Januari ini. The point is, January effect totally not happening this year!

Keberadaan pejabat sementara pengganti bosku yg masih terbaring di rumah sakitpun terasa melegakan. Karena aku merasa lebih klop dengan pejabat sementara ini. Kalau boleh sih, berharap bahwa ia akan menjadi pejabat tetap. Tapi kok kesannya tega karena my real boss is still sick. Bingung deh... jadi kaya selingkuh :P

Ya sudahlah, yang pasti hidup ini memang berotasi terus... Tuhan tidak pernah tidur, Ia selalu melihat, dan mendengar doa hambaNya.... Cayo everyone!

Labels:

Wednesday, January 09, 2008

Defining Life (#1 Job Aspect)

Kata orang bijak, kita harus mampu mendefinisikan dengan detail hidup yang kita inginkan, baru kemudian kita dapat meraihnya. Untuk mendefinisikan hidup, kita dapat memulai dengan membuat daftar hal-hal yang tidak kita sukai atau inginkan dalam hidup lalu mempolarisasikannya dengan daftar hal-hal yang kita sukai dan inginkan.

Hm….aku akan mencoba mendefinisikan hidupku dalam beberapa aspek…let me start my list..

Yang pertama adalah tentang pekerjaan….

I hate my job. Untuk orang yang cukup dekat denganku mungkin sudah tahu benar tentang ini. Aku benci rutinitas yang harus kujalani setiap hari, seperti siksaan tak berkesudahan. Saat mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang aku benci dari pekerjaan ini, aku mendapat jawaban bahwa aku tidak menemukan apa yang kucari di sini. Tidak ada chemistry, tidak ada perasaan menggebu di dalam dadaku tentang pekerjaan ini. Aku benci harus bangun pagi setiap hari, terburu-buru karena takut terjebak dengan kemacetan Jakarta yang kian hari makin gila, berlari-lari untuk absen, karena dalam pekerjaan ini absen bisa mempengaruhi kariermu sampai pensiun. Aku benci dengan kegilaan pekerjaan sehari-hari, suara teriakan manusia, suara deru mesin-mesin cuci yang sibuk memprint ratusan lembar laporan ukuran A3, suara telepon yang mewajibkan untuk mengangkatnya sebelum dering ke tiga. Dan masih harus juga berurusan dengan ”politik” kantor, deal with co-workers dan subordinates dari mulai pelaksana sampai ke cleaning service. And I don’t have the desire to serve customer. Dan ya, itu sangat buruk sekali untuk bidang pekerjaanku. Tentu saja aku bisa tetap tersenyum menghadapi customer jenis apapun, tetapi agak sulit bagiku melupakan customer yang memaki atau menggunakan kata-kata menyakitkan lainnya. Dalam hal ini, aku baru menyadari bahwa bekerja di bidang service benar-benar adalah perjuangan. Karena ya, semua orang ingin dilayani, dan mereka menuntut mendapat pelayanan yang sama.

Mungkin sebenarnya aku hanya tidak cocok dengan bisnis unit tempatku berada sekarang. Well, the company has a lot of business units. Dan semuanya memiliki goal yang berbeda. Agak penasaran juga, will I found my desire in other units? I always have passion in Risk Management. Satu-satunya unit yang membuatku tertarik adalah unit yang berhubungan dengannya. Tetapi untuk menuju ke sana tentu saja aku harus lepas dari unit yang sekarang… dan sedihnya, lulusan pendidikan “anak emas” di perusahaanku, jarang sekali bisa dilepas begitu saja oleh sebuah bisnis unit. Unit yang dituju sih lebih mudah, tinggal menerima, tapi bagi unit yang ditinggal tentu akan jadi lebih repot karena harus mencari pengganti. Dan lagi, aku juga bertanya pada diriku sendiri, apakah aku tetap akan bertahan di perusahaan ini setelah 3 tahun ikatan dinas??? Yang tidak cocok sebenarnya unitnya atau perusahaannya ya? Hm….

Selain pekerjaan yang membuatku gila, because I don’t love it at all. I don’t love the environment also. Sekarang aku harus bekerja di lingkungan yang sangat berbeda generasi denganku. Co-workers ku berumur kisaran 37-45 dengan bos langsungku berumur 49-54, usia yang mendekati masa pensiun. Oh God, it’s frustating! Memang ada juga yang kisaran umurnya agak dekat denganku, under 30, tetapi biasanya mereka adalah anak baru (kontrak/outsource) atau minimum pelaksana junior, yang obrolannya tidak terlalu nyambung…Jaka sembung doyan combro, kagak nyambung Bro!

Jadi aku terpaksa memiliki alter ego, me in the office and me outside the office! Di luar kantorlah baru aku bisa menjadi diri sendiri, express my self truly. Tetapi waktu untuk menjadi diri sendiri sangat sedikit karena waktuku lebih banyak dihabiskan di kantor dibanding di luar. Saat orang-orang cuti bersama, I am stuck in the office. Saat sedang libur pun, aku harus stand by bila sewaktu-waktu di telp. Ugh, I want time for me only please…. ;(

By the way, I really hate because I am placed in the unit where I have to wear uniform. I think the obligation to wear uniform is a new form of imperialism.. :P Ya iyalah, karena semua orang harus tampak seragam, samaaaa semua, tidak ada yang boleh berbeda. Padahal pada kenyataannnya kan semua orang berbeda-beda, punya selera masing-masing. Bagiku seragam telah membuat kebebasanku terpasung. Padahal telah banyak peraturan lainnya di pekerjaan yang sudah cukup memasung kreatifitas. Aku pecinta warna, dan sangat tidak suka harus memakai warna yang sama dengan jadwal yang sama setiap minggu. Aku pecinta style yang perfeksionis, dan merasa tersiksa harus memakai sesuatu yang aku rasa jelek… :(

Okay..okay…after defining what I hate about my job, now I’m gonna define what I REALLY want in job…

Hm.. I’m a intuitive person. Bagiku rasa adalah yang terpenting. Aku ingin pekerjaan yang aku tahu di dalam hati bahwa “this is the one!” Dulu aku kira pekerjaan di gedung-gedung pencakar langit adalah apa yang kuinginkan... well, I get it all wrong. Or not 100% wrong? Dunno..

First, aku cuma ingin bekerja dengan orang-orang yang aku sukai, menyukai hal yang sama, dan memiliki mimpi yang sama. Aku ingin bisa memiliki looong nice talk/discussion dengan co-workers tentang mimpi-mimpi besar kami. Dan mimpi itu adalah tujuan pekerjaan kami.... It’ll be amazing if a person can find a job like that. Working with people who’re on the same page with u, is motivating yet make u go forward faster than ever to reach goals.

Second, I want to be the master of my time... aku ingin bisa memutuskan kapan harus bekerja keras dan kapan harus menikmati hidup :) After all, I’m a discipline and responsible person…. I don’t like other person/company control my schedule as if I don’t have one.

Third, I want to have Vision in working. Cause it’s the most important thing! It what makes ur heart bumping… It flows adrenalin in your body. OOT dulu, ngomong-ngomong soal adrenalin, aku pernah membaca artikel tentang kasus perselingkuhan pada pasangan yang telah menikah lebih dari sepuluh tahun. Salah satu alasannya adalah karena mereka merindukan adrenalin dalam hidup mereka yang sangat rutin dan membosankan. (Well, u know how a marriage can be so boring because it last for….uhm, just a life time! Bayangkan jika tidak menjalaninya dengan orang yang tepat!).. Ok, kembali ke Visi… Ya, aku percaya bahwa visi adalah sesuatu yang menggerakkan orang untuk bertindak, sebuah alasan, a greater good. Yang kesemuanya akan bermuara pada pemenuhan tujuan hidup kita sebagai makhluk Tuhan. Just completing the assignment as Khalifah in this earth.

Fourth, I want to meet a lot of different people. Cause people can teach u the lesson of life. Semua orang itu unik. Semua orang punya kisah masing-masing. Dan kita bisa belajar banyak hanya dari pengalaman orang lain. I love meeting other people (but not in crowd-kind situation). I love listening, talking about anything… I just love the idea of share!

Five, I off course still want to make fortune from my job. Karena aku percaya ada kekuatan di kelebihan. Kita perlu lebih untuk memberi. Kita perlu menjadi pribadi yang mandiri secara finansial agar kita tidak lagi berkutat dengan urusan perut. Bagaimana mungkin seorang guru bisa mendedikasikan dirinya untuk pendidikan, bila di kepalanya yang ada adalah pikiran tentang susu anaknya yang tak mampu ia beli, cicilan motor yang belum terbayar, atau rumah petak yang telah ia hipotikkan ke lintah darat untuk membayar biaya rumah sakit operasi caesar istrinya?? So, I believe that proper financial aspect is a must have item in an ideal job for everyone.

Dari daftar hal-hal yang kuinginkan dari pekerjaan itu, aku masih punya banyak PR untuk membumikannya menjadi daftar pekerjaan yang kiranya cocok untuk kujalani. Yah, aku masih punya waktu 2,5 tahun lagi to figure it out what am I going to be next, if being a banker is not the answer and I decide to leave the company :)

The point is, aku sudah mendefinisikan aspek pekerjaan dalam hidupku, apa yang tidak kusukai, dan apa yang sebenarnya kuinginkan. Dan ini membantuku untuk melihat mengapa begini dan mengapa begitu. One secret reveal itself…..

Labels:

Sunday, January 06, 2008

Gloomy New Year

Tahun baru…. Hm.. Aku sebenarnya bingung, apa yang baru dari semua itu. Hanya perubahan tanggal di sistem, digit terakhir pada tahun secara otomatis bertambah satu, dan tentu saja digit pada bulan kembali ke angka satu... Kemudian perusahaan-perusahaan besar ramai-ramai mencetak kalender baru mereka. Mulai dari kalender dinding, kalender meja, sampai kalender robek yang jadul pisan….Di mana-mana manusia seperti tersihir dengan tawaran sale akhir tahun yang digelar di hampir seantero Jakarta. Sale akhir tahun yang konyolnya masih terus berlangsung sampai awal Januari ini (lalu untuk apa mereka menyebutnya year’s end sale?) Setelah itu orang-orang juga sibuk mencari kegiatan untuk melewati malam tahun baru mereka. Libur akhir tahun yang lumayan panjang memberi mereka kesempatan untuk lari dari keseharian ibukota yang membelenggu (tunggu-tunggu, libur panjang yang mana ya???) Terus terang, euforia itu doesn’t excited me well....

Beberapa momen di hari-hari terakhir bulan desember lalu masih menghantuiku sampai sekarang… (Yah, kita semua memang hidup dengan hantu kita masing-masing kan?) Dan entah mengapa, aku merasa tahun baru kali ini begitu gloomy and dark… Bukan berarti bahwa biasanya hidup terasa begitu indah dan colurful sih… tapi entah mengapa aku merasa awan gelap menaungi hidupku sejak bulan desember lalu. Aih, andai aku punya alat peniup awan, akan kutiup pergi jauh-jauh awan yang kurang kerjaan itu.

Tadinya aku berencana untuk pergi ke tempat yang jauh pada liburan tgl 20-26 desember yang lalu. I don’t know, Papua maybe.. atau kalau kemahalan ya ke KL aja. Tapi pada awal des aku diberitahu bahwa aku hanya mendapat libur sejak tanggal 20-23. Oke, say good bye to long trip… quite dissapointing.. :( But i’ve manage to stay focus. Tapi kemudian beberapa hal datang lagi, tugas bertubi-tubi yang dengan menyebalkannya hanya diberikan kepadaku…Bukan cuma satu, tapi dua…ternyata bukan dua, tapi tiga…. bukan tiga, tapi empat….dan teruuuus nambah aja deh…. Dengan alasan karena aku paling muda, masih banyak tenaga, belum berkeluarga, sehingga tidak perlu repot memikirkan anak dan lain sebagainya.. (memangnya alasan seperti itu bisa dibenarkan secara profesional??)

Sampai pertengahan Desember aku merasa kepalaku seperti sudah mau pecah…. Pikiran, tubuh, jiwa dan ragaku sangat letih… sabtu-minggu kuhabiskan dengan istirahat seharian. Tapi kepalaku tetap pusing memikirkan pekerjaan, perutku sakit karena tegang, dan sedihnya aku pun mengalami insomnia. Bukannya bulan-bulan sebelumnya load kerjaan tidak sebanyak itu, tapi entah mengapa ketahananku seperti sudah mau habis di bulan Desember ini.

Lalu kabar buruk datang lagi, libur benar-benar dihilangkan, maju terus pantang mundur tanpa libur… Fiuh-fiuh… satu-satunya hal yang agak membahagiakanku tentang bekerja di hari libur adalah, aku tidak harus berkutat dengan kemacetan Jakarta yang semakin gila-gilaan. Hm…Jakarta terasa menyenangkan sekali di hari libur panjang.

With a pain in my heart, i’ve manage to smile and get things done. Selesai? Ternyata semua cobaan itu masih belum cukup, sore hari tgl 21 Des my boss had a stroke attack in the office. It was awful.

Berada dalam situasi seperti itu ternyata traumatic. Aku masih ingat betul bagaimana kami segera membawanya dengan kursinya melalui lift barang, langsung ke basement tempat parkir mobil kantor, dan segera melaju ke RS tempat dia biasa berobat. Atmosfer kepanikan kental terasa di dalam mobil saat itu. Tangan kanan bos ku menggenggam tanganku erat, sementara bagian tubuh kirinya sudah tidak berasa. Keadaannya menyedihkan, sesekali muntah dan mendengkur.

Kami berlari masuk ke IGD, sempat teriak-teriak sama satpam dan suster yang santai saja melihat kedatangan kami. Semua orang emosi saat itu. Sempat aku berharap, kalau saja ini hanyalah satu adegan di dalam serial E.R. atau Scrubs. But no, it’s just reality. Malam itu juga setelah CT Scan dan diketahui adanya pendarahan di dalam kepalanya, my boss was being operated. Bagian belakang kepalanya di bor untuk mengeluarkan cairan.

Dia tetap berada d ICU sampai 2 minggu kemudian. Saat aku menjenguknya terakhir kali, i barely can’t handle the tears in corner of my eyes. Tapi aku sadar, itu bukan saat yang tepat untuk menunjukkan kesedihan. Bukankah manusia harus kuat? :) Saat tulisan ini dibuat, Alhamdulillah bosku sudah pindah ke ruang perawatan biasa. Membaik? Hm... ya ”tentu saja”.. If u know what i mean.. :|

Reality bites: harus ada yang menggantikan pekerjaannya kan… dan secara bergantian aku dan dua rekan lainya menggantikan posisi beliau. Berat karena kami juga masih harus bertanggung-jawab dengan pekerjaan masing-masing.

But, the year has ended…. Dengan kekacauan di sana-sini tentunya…

Dan saat tiba waktunya menghitung detik-detik pergantian tahun... I feel to gloomy to end it alone, akhirnya aku pun bergabung dengan rombongan huru-hara pekerja umur twenty something yang kurang kerjaan di malam tahun baru. Just have a crazy karaoke time... nyanyi lagu-lagu jadul gak penting yang dulu sering kita ketawain... (haha, what a hypocrite!) and have a fine dining dengan promo diskon 75 %.. yah ada kalanya perlu menikmati fasilitas kan? :)

Dan kemudian saat matahari pertama di tahun 2008 menyapa, reality strikes me back.... batinku berteriak.... ”Aduh, target tahun 2007 ancur semua, alamat kaga dapet bonus nih unit kerja gw!!”

Huuuaaaaaaa.....selamat dateng deh buat 2008, semoga dirimu lebih ramah dibanding pendahulumu.... Amien....!