Wednesday, September 26, 2007

Ugly Betty

Dua mingguan ini aku sedang addicted dengan sebuah TV series, yup it’s Ugly Betty! :) Seperti dapat diduga, serial ini diadaptasi dari telenovela sejenis yang dulu sempat boom di beberapa Negara (juga di Indonesia), Yo Soy Betty La Fea, remember? Still remember Armando pastinya :))


Awalnya aku tertarik untuk menonton serial ini karena sekedar penasaran. Biasalah, ingin tahu seperti apa hasilnya Betty La Fea versi Amrik. Untungnya tanpa diriku perlu repot-repot membeli atau meminjam, season 1 serial itu telah tersedia di rak DVD kamarku (thanx to sista :-*).


Dan mulailah aku menonton satu demi satu episodenya.


Terdapat perbedaan signifikan antara Betty versi Amrik ini dengan versi latinnya. Mulai dari sosok fisiknya -> Betty latino diperankan oleh Ana Maria Orozco, artis yang kurus, dengan rambut yang dikeriting (aslinya sih lurus). Betty Amrik diperankan oleh America Ferrera, yang seperti kita tahu, memang bukanlah artis yang langsing, dan memang memiliki rambut asli yang ’seperti manusia normal’. Lihat lah perbedaannya:




Perbedaan lain selain fisik pemeran Betty:


Betty La Fea


Ugly Betty

Sifat

Pemalu, ringkih, enggak pede-an

Lebih pemberani, pede, dan lebih tampak cerdas


Keluarga

Ayah dan ibu

Ayah, kakak perempuan dan keponakan laki-laki (yang sepertinya ’gay’ ~~)


Pasangan

Tidak pernah ada. Tapi ada teman sepermainan laki-laki yang juga uhm... ’nerd’

Ada, teman satu lingkungan perumahan. Bekerja di toko elektronik. Walau akhirnya mereka berpisah.


Pekerjaan

Sekretaris di perusahaan penyedia bahan pakaian -> fashion thing (CMIIW)

Asisten ‘Editor in Chief’ sebuah majalah fashion ternama


Love Obsession

Armando Mendoza, bos nya. Yang akhirnya menjadi suami Betty

Henry, co-worker di kantor, bagian Accounting. Love of her life?


Tokoh sentral

Betty dan keluarga, Armando dan keluarga, plus tunangan Armando

Selain Betty?? Banyak banget! :D

Rada njelimet memang cerita Betty versi Amrik ini, karena begitu banyaknya pengembangan tokoh dan cerita di sana-sini. Tampaknya memang serial ini tidak sekedar cerita lucu-lucuan tentang evolusi seorang gadis berpenampilan aneh yang sontak berubah menjadi cantik. Nyatanya sampai akhir season 1 pun, sosok Betty masih belum diubah menjadi cantik. Padahal aku sudah penasaran sekali ingin melihat, kapan siiih Betty jadi cantik... :| Kok lama banget ya?


Cerita malah berkembang macam-macam, tentang konflik keluarga bosnya Betty lah, masalah Ayah, kakak, sampai teman-teman di kantor lah... Panjaaaang banget deh. Menarik sih, karena serial ini cukup bertabur bintang.
Seperti Vanessa Williams, penyanyi ’Save the best for the last’. Salma Hayek, sempat main di banyak episode (maklum, kan dia Executive Producer serial ini). Sempat juga hadir Lucy Liu sebagai bintang tamu di beberapa episode (cantik banget!).


Isu-isu yang hadir dalam Ugly Betty juga terkesan berani dan blak-blakan. Yah sebut saja isu transgender, gay, addiction, ambisi manusia yang kelewatan, palsunya dunia fashion, puber keduanya orang tua, lonely people around us, hadirnya anak tanpa pernikahan, isu keimigrasian, sampai isu-isu sederhana tentang cinta, baik antar teman, keluarga, maupun lawan jenis. Pokoknya komplit banget deh!


Sekarang aku sedang penasaran nih, menunggu Betty season 2… seperti apa ya nanti akhirnya…. In the end sih, aku cuma ingin melihat transformasi Betty dan sama siapa dia akan berakhir :))


Berikut beberapa scene favoritku dari serial ini:

  • Saat Alexis Meade pertama kali muncul...... *perfect abis!*

  • Semua adegan yang ada Henry nya :)) Terutama adegan slow motion saat Betty menyadari jantungnya berdegup kencang dengan hanya bertukar senyum dengan Henry -> adegan saat pesta natal di kantor. Dan saat henry memberi hadiah snow ball untuk Betty -> Ooooh….. that is so sweet...
  • Saat Amanda memakai baju karet aneh yang katanya hadiah dari seorang desainer -> it’s so hilariously funny! :)) Sayang enggak ada gambarnya

Sedangkan karakter favoritku:

  • Henry -> such a nice guy!
  • Marc -> lucu, terus-terang walau kejam, tapi loyal dan bisa jadi teman yang menyenangkan


What's your favourite? :)

Labels:

Tuesday, September 25, 2007

The right time to have a heart-to-heart conversation (!)

Perkenalkan Pak Andre. Dia adalah instruktur menyetirku ;)

Ya, sejak sebulan yang lalu aku mengikuti kursus mengemudi :”> Walau agak memalukan tapi aku berusaha tebal muka tentang aktifitas baruku ini. Pasalnya aku benar-benar ingin memiliki “kaki” sendiri di Jakarta ini. Aku sudah cukup bosan dengan diantar atau dijemput, capek nebeng-nebeng, tepar berdiri di patas, dan terancam kere kalau pulang naik taksi (-> tarif Blue Bird ke rumahku dari kantor adalah sekitar 45-50 ribu rupiah, belum termasuk tol). Akhirnya aku memutuskan, aku harus bisa bawa mobil sendiri! Pokoknya harus bisa! Terus belajar sama siapa ya? Hm… Daripada lama mencari siapa yang bisa mengajariku dan mobil siapa yang harus menjadi korban, akhirnya kuputuskan untuk mendatangi kursus mengemudi terdekat.

Dan disanalah aku dipertemukan dengan Pak Andre… (kaya apaan aja :P)

Dia pria paruh baya, sekitar 40 tahunan, keturunan Chinesse yang lebih senang dikatakan sebagai orang Lampung, kecil, kurus, dengan punggung yang sedikit bungkuk. Wajahnya tampak jauh lebih tua dari pada umur sebenarnya, berkerut dan berlekuk di sana-sini, tapi kala dia tersenyum, kerut dan lekuk itu justru membuat wajahnya terkesan hangat.

Dua jam pertama mengemudi dengan Pak Andre, tentu saja aku sibuk dengan kaki yang pegal menginjak kopling-gas-rem di jalanan daerah Cengkarang yang macet pisan… Sibuk teriak panik,

“ini belok kanan, kiri atau lurus Pak?”
“Gigi satu ya Pak?”
“Kok giginya gak bisa dipindah Pak?”
“eh ini mah gigi 5 ya”
“Paaak ini gimanaaaaaaa???”

Yah… hal-hal seperti itulah :)

Luckily, Pak Andre benar-benar instruktur yang berpengalaman dan mahir. Dia tahu benar bagaimana memanduku tanpa membuatku merasa ’bego banget’ atau tanpa ikut panik seperti diriku. Aku bisa berkata seperti ini, karena aku sudah pernah lho ikut kursus setir mobil sebelumnya :D Yup, di jogja dulu semasa SMA. Tapi sama sekali tidak sukses, mungkin karena jalanan di Jogja cenderung ’mudah’, jadi belajarnya kurang tantangan :D Dan trauma juga sama cara instrukturnya memandangku. Seakan-akan matanya berkata ”kamu benar-benar enggak berbakat nyetir ya” ~~ hue....

Singkat cerita, Sabtu yang lalu adalah pertemuan ketigaku dengan Pak Andre. Entah kenapa hari itu dia nampak gloomy. Kupikir mungkin dia lelah karena baru saja mengajar dua jam juga tepat sebelumku.

Tak berapa lama setelah mobil kursus itu kukemudikan ke arah Sudirman (Aku sudah bilang kalau hari itu Sudirman ditutup untuk kendaraan pribadi, tapi Pak Andre tetap maksa ke arah sana ”Supaya bisa ngerasain berangkat kerja bawa mobil sendiri...kan dini kerja daerah sana” begitu alasannya.) Pak Andre mulai bergumam-gumam sendiri sambil menundukkan kepalanya. Dengan pikiran yang sebenarnya masih fokus ke jalanan, kucoba mengupas ada apa dengan dirinya hari ini. A bad day?

Daaan, dia mulai bercerita..... tentang perselingkuhan itu.. :|

Istrinya berselingkuh dengan teman chattingnya dari Sulawesi. Yang akhirnya kopi darat dan saling jatuh cinta. Tanpa sepengetahuan Pak A. Dia sama sekali tidak menyadari adanya perselingkuhan itu. Yang dia tahu hanyalah, hubungannya dengan istrinya menjadi memburuk dari hari-kehari. Pertengkaran demi pertengkaran mewarnai hari-hari dalam rumah tangga mereka. Sampai akhirnya istri Pak A menuntut cerai. So be it...

Setelah perceraian itulah baru Pak A menyadari ada yang tidak beres dengan hubungan antara istrinya dengan teman chattingnya itu. Ternyata semua pertengkaran-pertengkaran itu adalah bagian dari skenario mereka untuk menyingkirkan Pak A. Pak A memang dipancing terbakar emosi agar setuju bercerai. (Hua....teganya.... ) Tapi apa dinyana, nasi telah menjadi bubur..

Akhirnya Pak A kehilangan istri yang telah mendampinginya selama 18 tahun. Mantan istrinya itu akhirnya menikah dengan selingkuhannya dua bulan yang lalu. Yang lebih menyedihkan, seluruh barang-barang di rumah dibawa habis oleh istrinya. Dan bukan hanya barang-barang, begitu pula anak-anak. Intinya, Pak A benar-benar ditinggal sendiri tanpa sesuatu apapun. What a cruel way to get divorce, ha!

Selama Pak A bercerita, bagaimana denganku? Hm.... Hm...... Still driving offcourse!! >:) Masa’ iya mampir dulu di Starbucks, pesan ice blended caramel dengan whipped cream terus duduk manis sambil mendengarkan cerita Pak A? ‘Emangnya sesi curhat..

Aku jadi berpikir,

“Hello you’re suppose to help me in driving… yuhuuu…. Not lettin’ me driving without guide while having a heart-to-heart conversation…. :| “

Tapi aku sadar, itu bukan saat yang tepat untuk menyadarkan Pak A tentang kewajibannya. He’s so flip out.. Akhirnya aku pasrah saja, sambil berdo’a

“Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, dosa kedua orang tuaku, kakakku, keluargaku, dan semua orang yang kucintai. Jauhkanlah kami dari azab kubur dan siksa api neraka ya Allah….”

Hasilnya…. Hm… let’s just say…aku hampir saja mencelakai seorang pengendara motor, hehe :)

Saat itu aku berada tepat di depan tanjakan dari arah Kuningan. Itu lho, kan ada tanjakan, yang kalau naik, trus ada naik lagi entar, ujung-ujungnya sampai ke Cideng, Sedangkan kalau tidak naik tanjakan itu, kita bisa belok kiri ke arah Sudirman. (Maap ya, i’m not good with streets :D). Aku kira kami akan mengambil jalan naik ke tanjakan, jadi ya aku santai saja, mengambil jalur tengah dan menambah gas.

Tiba-tiba tepat 10 meter dari tanjakan, Pak A berkata lirih,

”kita ambil kiri ya”,
”ke Sudirman?” jawabku panik.

Bukan kenapa-kenapa, tapi karena kami sudah diujung banget sebelum tanjakan. Bagaimana caranya aku mau ambil jalur kiri coba?!!? Otomatis langsung sen kiri, dan siap-siap belok... Gerakanku yang tiba-tiba membuat motor di sebelahku yang juga sudah ambil ancang-ancang untuk naik tanjakan menjadi kaget dan hampir saja terjatuh. Untung saja dia cukup lihai menghindar sehingga kecelakaan tak terjadi. Tapi tentuuu, setelah berada di depan mobil ku, si pengendara motor menyempatkan diri untuk menoleh ke belakang dan memelototiku.... :D Dan aku hanya bisa tersenyum penuh penyesalan....

”maaf ya....don’t mean to ”


Sebenarnya aku jadi ingin teriak ke Pak A

“will u stop talking and start working” :P

Hehe, tapi enggak mungkinlah…. Namanya orang sedang dilanda musibah.. Kita yang mendengarkan harus mencoba mengerti dan bersimpati pada kesedihannya. Apa jadinya jika tidak ada orang di sekitarnya yang memberi support :) Walau aku tahu benar sih, pembicaraan di mobil itu sebenarnya tidak akan mengurangi kesedihan Pak A. Dia hanya sedang membutuhkan teman bicara.

I’m sorry for u Mr. A...

Hikmah dari kejadian itu adalah…. Hm... aku menjadi semakin bingung dengan misteri jodoh. (nah lho, kaya gitu hikmah ya namanya?). Pak A sempat bertanya

“kok bisa ya, orang yang sudah bersama selama belasan tahun, tiba-tiba pergi gitu aja dengan orang lain yang baru dikenal”

Hm…. Bingung jawabnya… ~~ Karena aku juga enggak tahu Pak A... It’s a big mystery for me, too. I don’t have the answer…. Apa sih yang pasti di dunia ini? Dari mana kita bisa yakin seseorang adalah jodoh kita atau bukan? Apakah pasti bahwa orang yang kita nikahi adalah jodoh kita? Bagaimana dengan perceraian, dan kemudian terjadi pernikahan dengan orang lain? Maka dari tulang rusuk siapakah sebenarnya kita tercipta?? -> khusus wanita yang ini :P

Don’t know…don’t know… please don’t ask me, cause my intuition has been fooling me for all these time in this particular problem :D

Finally, vacation!


Hari ini aku mendapat sedikit kelegaan dalam rutinitas membosankanku (a.k.a work).. Akhirnya aku mendapat keputusan bahwa aku tidak harus masuk kantor pada tanggal 15-16 Oktober nanti (FYI, itu hari ke tiga dan ke empat lebaran)…. Fiuh… fiuh…. You don’t know how relieve I am.. Bukannya enggak cinta, bukannya enggak berbakti, tapi lebaran gitu lho…. Dan bukannya aku memiliki rencana besar menakjubkan di cuti bersama itu…… It’s just that, I do feel that I have the right to take a rest from routine... (don’t I??)

Tadinya sedikit merasa bersalah karena dengan liburnya diriku, kukira seorang co-worker sesama Officer terpaksa harus ditolak permohonan cutinya. Ternyata tidak! Mr A tetap mendapatkan cuti untuk tanggal 17-18 Oktober. Ok, everybody happy then! :)


Senangnyaaaa ada cuti bersama :) Kenapa aku segirang ini dengan cuti bersama??? Karena.. hiks, tidak seperti pegawai-pegawai lain yang sudah memiliki hak cuti. I don’t have it. At least sampai tanggal 19 Juni 2008. Yaitu tepat terhitung satu tahun sejak hari pelantikanku. Kejam ya, 13 bulan pendidikan ODP sama sekali tidak dihitung. Artinya selama 25 bulan pertama kerja di BM, aku tidak mendapat hak cuti! :| Sekarang mengerti kan kenapa aku stress? :D Dan enggak heran kalau temanku sesama ODP disarankan pergi ke Psikolog oleh orang tuanya… We’re so pathetic, haha! :))


Monday, September 24, 2007

Kawat bergigi, eh.... gigi berkawat! :D

Cerita Kawat

Kadang-kadang lucu melihat perubahan standar yang terjadi di masyarakat kita. Dahulu orang yang menggunakan kawat gigi akan dinilai sebagai orang berpenampilan aneh, tidak menarik dan sebagainya… Pokoknya enggak banget deh! Tapi lama-kelamaan kok kawat gigi malah menjadi trend ya? Mulai dari ABG, anak kuliahan, sampai artis-artis yang umurnya kepala 4 juga tidak mau kalah rame-rame memakainya.

Menurutku, orang yang memakai kawat gigi memang justru terlihat lebih ‘cute’ instead of nerd. Dan justru menarik. Kenapa? Karena dengan dia memakai kawat, itu menunjukkan bahwa dia adalah orang yang cukup peduli pada kesehatan giginya.

Lanjut ah, kawat gigi sendiri katanya ditemukan oleh Edward H. Angle pada abad 17. Walaupun konon, jauh sebelumnya bangsa Mesir telah menggunakan sistem semacam kawat gigi untuk merapikan giginya.

Dan kenapa sih perlu memakai kawat? Apa semua orang memang memerlukannya? Jawabnya tentu saja tidak, yang membutuhkan kawat gigi hanyalah orang-orang yang memiliki kelainan letak gigi (maloklusi). Oklusi sendiri adalah keadaan hubungan antara gigi rahang atas dan bawah pada saat menutup. Sebagian besar orang memiliki oklusi yang tidak ideal, bahkan dapat dikatakan 80 % manusia di dunia perlu memakai kawat gigi! (waduuh, kok banyak :O)

Hoho... kawat gigi di sini dibutuhkan untuk memperbaiki letak gigi yang tidak pada tempatnya. Misalnya: bertumpuk dan berjejal-jejal sehingga kekurangan tempat (karena rahang terlalu kecil padahal giginya besar-besar), tumbuh terlalu jarang (giginya kekecilan gitu?) sehingga ada celah di antara gigi-gigi (gak enak kan, kalau makan sering nyangkut :P), atau letaknya terlalu maju atau mundur (neither is good.. ). Jika tidak cepat ditangani masalah itu dapat mengakibatkan gigi mudah berlubang, menimbulkan karang, sampai gangguan kesehatan lain seperti sakit kepala dan pundak. Dan semuanya berasal dari gigi.

Di Indonesia sendiri, menurut yang saya baca, maloklusi ini menduduki peringkat ketiga untuk masalah gigi setelah gigi berlubang dan penyakit gusi. Hoo, ternyata banyak ya yang membutuhkan kawat gigi di Indonesia :D

Tapi tentu saja tidak semua orang yang diindikasikan memerlukan kawat gigi akan serta-merta memakainya. Kenapa? Ada beberapa pertimbangan, yang pertama mungkin dikarenakan rasa sakit dan tidak nyaman yang diakibatkan adanya benda asing di mulut kita. Wajar tentu. Dalam beberapa kasus, bahkan sampai timbul sariawan di gusi yang bergesekan langsung dengan kawat. That must be hurt! :| Pertimbangan kedua, memerlukan ketelatenan dalam memakai kawat gigi. Intinya sih perlu ada komitmen kuat dari pemakai sebelum dia memakai kawat gigi. Karena tentu saja, menjadi pemakai kawat gigi akan lebih merepotkan dibanding tidak. Kita tidak lagi dapat makan seenaknya. Makanan yang lengket, bersoda, atau keras tidak lagi menjadi pilihan yang baik. Pemakai kawat juga harus lebih rajin membersihkan giginya, yaitu setiap habis bersantap dengan sikat gigi khusus yang menjangkau sela-sela kawat. Pertimbangan ketiga, masalah biaya tentu. Karena kawat gigi memang tidak murah. Untuk kawat yang terbuat dari metal sekarang ini kisaran harganya untuk di Jakarta adalah sekitar 5-10 juta rupiah, tergantung dokter giginya tentu. Itu range harga untuk dokter normal. Untuk dokter-dokter abnormal alias beauty dentistry, biasanya harga akan lebih mahal. Untuk berbahan non metal, dibagi lagi jenisnya. Ada yang composite (katanya ini non metal paling murah, berbeda sekitar 1 jutaan dengan yang metal, CMIIW), keramik, dan plastik. Intinya sih, semakin berkualitas bahan kawat yang digunakan, harganya tentu akan menyesuaikan :) Untuk masalah harga ini, biasanya dapat dinegosiasikan dengan dokter gigi yang bersangkutan. Banyak dokter gigi menawarkan program cicilan 2 tahun dengan bunga 0 % :D

Terus..terus... untuk apa aku membahas kawat gigi begini detail? Hasrat terpendam menjadi dokter gigi? Tentu tidak, walau pilihan kedua di UMPTN ku adalah KG UGM, tapi aku sama sekali tidak tertarik menjadi dokter gigi :D (untung keterima di ITB :P). Survey dan pencarian info tentang kawat gigi ini sebenarnya berhubungan dengan my next thing to do. Yes, it’s wearing braces! :D

Alasan estetika? Tentu sedikit banyak pasti ada hubungannya ke sana. Tapi memang, aku termasuk dari 80% manusia di dunia yang sebenarnya memerlukan kawat gigi. Kenapa? Karena diriku adalah ”korban” dari pernikahan antara rahang besar-gigi besar dengan rahang kecil-gigi kecil. Hiks, jadilah aku si rahang sangat kecil dengan gigi kebesaran, yang akhirnya berdesak-desakan berusaha mendapat ruang. Bahkan gigi geraham ku yang paling ujungpun tak dapat tumbuh, karena there are no space left in my mouth for them :( Jadi kalau di rontgen cuma kelihatan 4 gigi geraham bungsuku ada di bawah gigi geraham belakang (yang sebelum bungsu namanya apa ya?)

Sebenarnya sejak semasa SMA aku sudah tertarik ingin menggunakan kawat gigi. Tapi entah kenapa selalu ditunda-tunda. Nanti dulu ah, entar kalo udah kuliah ah, apa lah... Akhirnya tiba-tiba baru sadar kalau sekarang benar-benar harus segera memakai kawat gigi! Kakakku saja telah memakai kawat semenjak awal kuliah. Agak menyesal juga diriku, kenapa enggak dari dulu ya... ~~

Yah, sudahlah apa gunanya penyesalan... Yang penting sekarang adalah, akhirnya aku benar-benar akan segera memakai kawat gigi. Hari Sabtu (22/9/07) yang lalu aku telah menyambangi praktek drg. Harsoyo di bilangan kampung melayu. Kebetulan beliau adalah dokter gigi kepercayaan ayahku semenjak drg. ini masih dinas di LADOGI AL di daerah Benhil. Sekarang beliau telah pensiun dan berpraktek sendiri. Bisa dibilang tempat prakteknya yang sekarang agak menyedihkan untuk dokter gigi :D Tapi aku tetap lebih memilih dia dibanding dokter-dokter gigi muda, apalagi yang baru lulus. Entah kenapa, aku selalu lebih prefer dengan dokter yang senior (maap ya yang muda-muda :p). Memang sih jauh banget tempat prakteknya. Karena itu aku seringkali mencoba-coba dokter gigi baru yang lebih dekat dari rumahku. Tapi hasilnya kok selalu mengecewakan ya... Let’s see... sewaktu di bandung, aku pernah mencoba drg di borromeus, pernah juga drg dekat kosannya temanku, pernah juga drg di bilangan Setiabudi. Tapi tetap, akhirnya aku lebih memilih bela-belain pulang ke jakarta untuk ke tempat drg harsoyo lagi. Sewaktu di jakarta, aku juga pernah mencoba drg di dharmawangsa square, dokternya masih muda tapi cerdas. Yang nyebelin cuma tagihannya :P Pernah juga mencoba drg di laser dentistry dekat rumah, sudah kecewa sebel banget pula... Masa’ bersihin gigi saja 700 ribu!!! Perampokan itu namanya >:) Selain itu juga pernah mencoba drg di siloam hospital kebon jeruk. Drg tua sih, tapi entah kenapa beda sama drg harsoyo.. Mungkin karena sudah kenal sama drg yang teliti, sabar, telaten, dan pintar, aku jadi sangat pilih-pilih terhadap drg yang lain. FYI, dia spesialis bedah mulut dan orthodentist... what more can u expect from a dentist? Dan lagi, drg Harsoyo juga selalu mematok harga yang meringankan... walau... kadang menyebalkan karena di tempat prakteknya yang sekarang kita harus selalu bayar tunai, tidak bisa gesek, apalagi kas bon :D

Tunggu..tunggu… kok aku jadi promosi drg ya? ~~

Hm…back to the topic. Akhirnya sabtu lalu gigi geraham di sebelah taringku, semuanya dipasangi dengan karet. Tujuannya adalah membuat ruang antar gigi, sehingga sabtu depan dapat segera dipasang cincin besi di gigi-gigi geraham tersebut. FYI, cincin besi digunakan sebagai tempat menyangga (menyangkutkan) kawat gigi nya. Begitu lhoo. Bagaimana rasanya? Atiiiiitttt ;( Ngilu-ngilu semua gigiku.... Sampai sekarang aku tidak bisa makan makanan yang keras-keras… Akhirnya jadi kelaparan karena males makan -> karena capek ngunyahnya.. :( hiks…. Dan kabarnya, penderitaan ini sama sekali belum seberapa…. Huuuaaaaa… sabaaar…sabaar….

Oh iya, ini dia beberapa link tentang kawat gigi…. :

1. Depkes

2. Tabloid Nova

3. Info Sehat

4. MyQuran


Sunday, September 23, 2007

What’s on your face?

Sesama perempuan kadang-kadang kita merasa iri melihat perempuan lain yang ‘lebih’ dari kita. Lebih cantik, lebih putih, lebih langsing, kakinya lebih panjang, rambutnya lebih bagus, atau lebih-lebih lainnya yang terkesan fisik sekali.


Aku dan beberapa teman ODP pernah merasa seperti itu, yaitu di saat kami berada di sekitar orang-orang Consumer Card Group :)) Yah, pasti kamu mengerti apa yang aku bicarakan. Perempuan normal mana yang tidak akan merasa gak pede dikelilingi perempuan-perempuan cantik nan modis yang berkumpul di satu tempat..


Untuk mengatasi kejadian seperti itu, temanku akan mengatakan...

”tenang.... mereka mungkin punya tampang, tapi kita punya otak”
:)) Yah, pembelaan diri seperti itu yang sering kami, para perempuan ODP kemukakan untuk tetap percaya diri! Telah lama diketahui... (kaya dongeng aja :D) bahwa memang perempuan-perempuan ODP tidak hanya memiliki penampilan menarik (walau tidak se..hm.. seatraktif perempuan-perempuan Cons Card Group tadi), tapi juga kami harus memiliki otak untuk dapat mencapai apa yang sekarang kami miliki. Tidak cukup hanya modal tampang memang... walau harus diakui, penampilan adalah salah satu hal yang TIDAK BOLEH dilupakan. Karena well, pekerja di suatu perusahaan haruslah mencerminkan perusahaan tempat dia bekerja. Dan bila kamu bekerja di perusahaan yang menjual jasa, sangat penting sekali untuk selalu tampil meyakinkan... Karena afterall, your appearance represents your company.


They taught us well in The John Robert Powers, bagaimana cara berdandan untuk para wanita, bahkan cara berjalan dan duduk yang baik.. dan tentu saja cara makan. Walau tentu saja, banyak hal yang tidak kupraktekkan dalam kehidupan sehari-hari... (Karena rasanya enggak sepenting itu untuk duduk manis tapi membuat kakiku pegal linu :P)

Yang kupraktekkan hanyalah konsisten berdandan setiap hari :D Yah, karena pekerjaan ku di bank, dan aku memang harus berdandan. Dan pada dasarnya harus kuakui bahwa memang aku adalah seorang pesolek. So, i enjoy it... :) I’ve learn that...kita enggak perlu iri dengan perempuan lain yang lebih cantik atau apapun. Aku percaya bahwa cantik itu memang perlu usaha. Bahkan orang yang dilahirkan cantik pun perlu berusaha untuk mempertahankannya. Everybody can be beautiful, darling! That’s the power of make up :) (hoho…serasa make up artist aja ngomong gini)


Suatu ketika aku bertemu dengan teman lama, dan dia mengatakan bahwa itu adalah kali pertama dia melihatku dengan make-up di wajah... Tentu saja aku tidak berdandan untuknya, i do it everyday now, for me... Yup, for me.. memang ada kepuasan tersendiri jika kita berpenampilan baik. Yah, untuk orang perfeksionis seperti diriku, hal-hal seperti itu memang penting :))


Sedikit bocoran tentang kotak make-up ku, I’ll told u what’s on my face.. Hm..sehari-hari aku memakai (sesuai urutan):

  1. Moisturiser
  2. Concealer untuk bawah mata
  3. Foundation
  4. Bedak tabur
  5. Blush on
  6. Eye shadow
  7. Eye liner
  8. Penjepit bulu mata
  9. Mascara
  10. Eye brow pencil
  11. Lip liner
  12. dan terakhir tentu saja lipstick


No 5-12 plus sebuah compact powder dengan cermin selalu ada di dalam tasku ke mana pun aku pergi, Karena ….. setelah seharian kerja atau setelah lari-lari, atau bahkan makan siang, kita perlu touch up. Terutama setelah berwudhu ya girls…


Tuh, I’ve told u… :) gampang kaaannn (pasti sebagian besar temen cewek yang gak suka dandan bakal semangat ngegebukin gw, gampang dari Hongkong?!!? Huehehehehehe…). Tapi beneran deh, bisa karena biasa…. Kalau sudah terbiasa tidak ada lagi perasaan bahwa itu adalah merepotkan dan sebagainya. Afterall, perempuan kan memang makhluk yang cantik ;) And I do believe, girls have to be look like girls (apa woman ya? ~~).

Done it!

A long time ago...seorang teman pernah mengingatkanku.. tentang, betapa pendeknya hidup kita ini. Untuk menghargai hidup yang pendek ini, kita sebaiknya menjalani setiap hari dengan optimisme layaknya ini adalah hari terakhir kita di dunia (hah optimisme?? hell yea..)

I’ve been thinking about it for some times.... Dan walau aku sangat mengerti ke mana arah pembicaraan teman tadi sebenarnya, aku melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Dan akhirnya…. I’ve found my own conclusion :)


Kesimpulanku adalah…. aku ingin sekali melakukan hal-hal baru yang selama ini belum sempat kuwujudkan…. Just live my life….


Salah satu hal konkret yang telah kulakukan…. Hm…. Hm…. Let’s just say…. I have this thing with height :) Entah kenapa aku tidak pernah merasa nyaman berada di ketinggian…. Aku sendiri tidak ingat kapan hal ini bermula…. Yang pasti, aku memang amat sangat menghindari ketinggian. Ketakutanku ini memang terasa agak keterlaluan, apalagi akhirnya aku bukan hanya menjadi takut ketinggian saja, aku pun menjadi freak out dengan hal-hal lain yang berhubungan dengan jatuh, bila berada terlalu dekat dengan pinggir sungai misalnya…atau bahkan berjalan di pematang sawah! Ketakutan ini seringkali membelengguku. Seperti misalnya semasa SMP di SMP 6 Jogja. Setiap awal cawu guru olahraga kami pasti mengadakan ujian lari. Ujian lari ini bukan mengelilingi stadion atau sejenisnya. Melainkan melintasi pemukiman dan pedesaan tak jauh dari letak sekolah kami. Teman-teman yang lain seringkali mengambil jalan pintas melewati persawahan (karena guru olahraga kami tidak pernah repot-repot mengikuti ujian lari ini. Dia hanya menunggu dengan manis di garis finish). Sementara aku?? Hiks... walau kaki ini sudah luar biasa pegel dan rasanya mau copot... Aku terpaksa berlari di rute yang sebenarnya dan melupakan jalan pintas melewati persawahan. Kenapa? Karena aku takut ada ular? Kodok? Tikus? Atau takut kena lumpur sawah? Salah semua! Yang benar ya tentu saja karena aku takut melewati pematang sawah... Bodohnya... :|


Beberapa tahun kemudian, ketika akhirnya ak
u bekerja.. Aku sebenarnya telah mendengar bahwa kami para ODP harus lah melewati tantangan outbond untuk membuktikan bahwa kami memang orang yang tepat untuk pekerjaan ini. Jadi outbond tadi jelaslah bukan sekedar ”just have fun thing”, melainkan sesuatu yang berhubungan dengan penilaian kami. Daaan, yaa, banyak permainan yang berhubungan dengan ketinggian di sini >:) Untuk beberapa bulan, aku selalu ketakutan menanti datangnya hari outbond itu...... Singkat kata, i would do anything to pass it! A-N-Y-T-H-I-N-G! Even killing…. :| (hehe, kidding!)


Tapi apa dinyana, kita memang harus menyadari bahwa kenyataan tak selalu seperti apa yang kita inginkan… dan terkadang kita sebagai manusialah yang harus beradaptasi dengannya. Begitu pula denganku.


Akhir tahun lalu, aku pun menjalani outbond ODP ku… For your information, aku sangat-sangat stress sejak beberapa hari sebelumnya. Enggak bisa tidur, mimpi buruk, cranky all they long, being very sensitive, marah-marah enggak jelas sama semua orang, rasanya mau nangis terus..…. Hoho…pokoknya I was very annoying at that moment, trust me! ;P


Tapi akhirnya aku melaluinya… And guess what, aku melakukan semua tantangannya lho! Senaaaangnyaaaa…. :)


Pertama, Flying Fox… dan ini bukan flying fox dari pohon ke pohon…. Ini flying flox dari atas tebing bukit dengan melintasi lembah dan sungai di bawahnya.. Ketinggian yang enggak pernah aku bayangkan sebelumnya….. Kalau bisa sih aku memilih dari tingkat empat GKU baru saja deh.. :( I’m so freak out off course. Tapi setelah lamaaa dibujuk-bujuk dan berusaha mengumpulkan semua nyali yang kumiliki untuk mengalahkan rasa takut itu, akhirnya aku melakukannya…. And it really feels great! Sensasi berada di ketinggian ternyata bisa menjadi sangat menyenangkan… Aku benar-benar baru mengetahuinya. Dan aku bersyukur karena tidak melewatkan kesempatan itu.


Yang kedua, ternyata lebih bikin stres… yaitu melewati seutas tali dengan berpegangan pada satu tali masing-masing di satu tangan. Aku lupa tepatnya apa nama permainan ini. Yang pasti, komando benar-benar ada pada diri kita, karena tidak ada rel yang akan menarik badan dari ujung ke ujung…. Kaki kita lah yang harus melakukannya! Hiiiyy….Akhirnya, walau perlu 7 menit penuh perjuangan untuk berjalan, tapi aku berhasil melewati tali langsing itu, yippie! Jantungku serasa mau copot dari ototnya sesampai aku di ujung… Sekilas aku melirik ke bawah… hiy…. Not again!


Tantangan ketiga, even harder.. Mirip dengan yang kedua, hanya saja… kita cuma punya 1 tali untuk berpegangan. Jadi di sini keseimbangan lah yang benar-benar harus dipertahankan. Aku sempat bertanya kepada instrukturnya, ”bagaimana kalau saya jatuh?”. Dengan enteng dia menjawab, “ya nanti dijemput pake perahu di sungai, karena tali pengamannya kan panjang, jadi kalo jatuh bakal langsung nyemplung ke sungai” What the!?@!? :| grmbl-grmbl… singkat cerita, karena dilumuri dengan perasaan kesal dan gengsi untuk mundur, akhirnya aku pun berhasil melewati tantangan ini dengan sukses!! Yeaaaa!


Tantangan-tantangan berikutnya tidak berhubungan dengan ketinggian, jadi aku tidak ada masalah yang terlalu berarti dengannya. Takut? Tentu ada perasaan takut awalnya, tapi tidak sama seperti apa yang kurasakan untuk ketinggian.


In the end, moral dari cerita ini adalah I’ve Done It! Walau sangat takut, tapi aku akhirnya tidak lagi lari dari ketakutanku pada ketinggian. (Karena ya… selama ini aku selalu melarikan diri darinya). Dan ternyata efek dari keberanian ini tidak hanya penting untuk penilaian, melainkan juga membuat diri kita percaya bahwa kita benar-benar bisa melakukan hal-hal baru, hal-hal yang selama ini kita kira tidak akan pernah bisa kita lakukan…. And the great thing is, it’s kinda remind me, ke awal cerita ini. Itu lho perkataan temanku, tentang hidup yang singkat. Ya, aku percaya hidup kita ini memang singkat, jadi lakukanlah hal-hal baru sebanyak mungkin, jangan ditunda-tunda lagi.. Sebagai manusia, kita memiliki banyak sekali potensi, yang akan amat sayang bila tersia-sia hanya karena alas an-alasan konyol yang sering kali kita buat-buat sendiri. Seperti aku dan ketakutanku pada ketinggian :) Makanya, jangan ditiru ya kebodohanku yang dulu itu.. :)) Just live your life!

Voila, I’m here!

Hello there, yep I’m back… J

Aku sendiri tidak tahu angin apa yang membawaku kembali ke halaman hijau ini (I really must make-over this page!)… Selama ini sudah beberapa orang yang memotivasiku untuk kembali menulis.

“Supaya tau kabarnya”, begitu kata mereka…. Sebenarnya ingiiiiiiinnn sekali dari dulu melanjutkan menulis… Tapi entah kenapa begitu banyak hal di kepalaku sampai-sampai aku sendiri membutuhkan waktu to untangle my mind…fiuh..

Dan sampailah aku di sini, tidak terasa sudah dua tahun lebih sejak posting terakhirku.. Wow, kita memang tidak pernah bisa menduga ke mana hidup akan membawa kita ya J

Terakhir posting, aku bahkan belum menyelesaikan TA ku, masih berstatus mahasiswa... Dan sekarang...... Wuih there are lot of changes in my life in this past two years...


Hm... let me start:

  1. Aku lulus kuliah! Haha, akhirnya :D

Aku menjalani sidang tugas akhir pada 9 Januari 2006, dan kurang dari dua bulan kemudian, tepatnya 4 Maret 2006 aku resmi keluar dari Sabuga ;) bangganya...... hiks terharu.... (hiperbolis sekali!)

  1. I’ve got my first Job!

Setelah gagal menjalani dua job interview, akhirnya aku diterima di sebuah Bank nasional untuk mengikuti pendidikan sebagai calon officer mereka. This was a really dream job for me... Aku tidak lagi harus berkutat dengan programming and stuff to make a living ;) sounds just perfecto!

  1. I thought I’ve found love of my life!

-okay, there won’t be any further information bout this ;P- But don't forget to underline the word 'thought' :)

And a lot of other details… yang rasanya tidak perlu dituliskan di sini… J

The point is… I’m back!! For good I hope J